BNPB Bersama BPBD Lampung Gelar Simulasi Bencana

0

Lampung (HO) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD Provinsi Lampung menggelar simulasi bencana di wilayah pesisir kawasan Hutan Mangrove Petengoran, Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Kamis (28/7/2022).

Dr. Marlina Adisty, M.Si Widyaiswara Ahli Madya pada Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB menyebutkan, kegiatan simulasi ini adalah salah satu prioritas kegiatan nasional tahun 2022 dan ini hanya enam (6) daerah provinsi di Indonesia, diantaranya Banten, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Kalimantan Utara, Jawa Barat.

“Satunya Provinsi Lampung di Pesawaran, menempati Kawasan Hutan Mangrove Petengoran, Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan. Juga merupakan binaan BPBD Provinsi Lampung,” ujar Dr. Marlina Adisty, M.Si didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Lampung, Joni. T.

Menurutnya, kegiatan itu setiap tahunnya bergantian untuk 37 Provinsi, 514 Kabupaten di Indonesia. Dan hari ini melanjutkan rangkaian kegiatan simulasi bencana untuk Provinsi Lampung dimulai dari Senin (25/7/2022) sampai hari Rabu (27/7/2022) itu melaksanakan table top exercise and comment post exercise.

“Dan hari ini kami turun ke daerah Kabupaten Pesawaran di Kawasan Hutan Mangrove Petengoran, dalam rangka memberikan edukasi kebencanaan terutama bagi komunitas/kelompok/pelestari mangrove Petengoran yang tinggal disekitar kawasan hutan mangrove tersebut,” jelas Adisty juga merupakan Widyaiswara Ahli Madya pada Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB itu.

BACA JUGA:  Relawan Muda Sosialisasikan Program CAKEP Tampa Memakai Politik Sara

Adisty juga menyebutkan, perlu diketahui bersama bahwa tinggal di pantai pesisir itu memiliki resiko yang cukup tinggi baik rob ataupun tsunami. Karena itu masyarakat yang tinggal disekitar pantai perlu pengetahuan, terkait kebencanaan itu sendiri, tentunya apa yang harus dilakukan untuk pencegahan atau mitigasi dan sebagainya.

“Nah, adanya Kawasan Hutan Mangrove Petengoran ini salah satu upaya mengurangi resiko bencana, dan ini bagus sekali. Dan BNPB mendukung hal ini. Jadi, kami minta kepada daerah-daerah yang memiliki pesisir untuk kembali membudidayakan penanaman mangrove,” kata dia lagi.

Sebab, lanjut Adisty, mangrove bagian dari mitigasi struktural berdasarkan alam, terkait beberapa ancaman bencana itu tadi, maka daripada itu BNPB memiliki fungsi untuk kebijakan-kebijakan terkait penanggulangan bencana.

“Adapun penanggulangan bencana itu tidak hanya satu pihak saja. Tapi, urusan bencana adalah urusan semua pihak, the sistter expredy bisnis sehingga dalam rangka menanggulanginya dapat kita lakukan bersama,” ucapnya.

Adisty menambahkan, bukan saja pemerintah pusat, tetapi juga peran pemerintah daerah yakni BPBD Provinsi “vokal point didalam kebencanaan di Provinsi”, dan wilayah tingkat kabupaten/kota untuk urusan-urusan kebencanaan menjadi koordinasi urusan BPBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

BACA JUGA:  Relawan Muda Sosialisasikan Program CAKEP Tampa Memakai Politik Sara

“Sedangkan, dukungan untuk pelestarian lingkungan hidup itu, ada peran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan kementerian-kementerian lainnya, tentunya kita perlu bersinergi untuk itu. Sehingga adanya ulah manusia atau tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab terhadap lingkungan itu bisa dikurangi, bisa diminimalisir,” pungkasnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Lampung
Joni, T menjelaskan, kegiatan ini merupakan dalam rangka evakuasi mandiri melanjutkan acara simulasi bencana banjir yang digelar selama empat hari dari hari Senin (25/07/2022) sampai Rabu (27/07/2022).

“Hari Ke-4 nya disini dalam rangka menggelar kegiatan simulasi bencana bersama Kelompok Pelestari Mangrove Petengoran bertempat di Kawasan Hutan Mangrove Petengoran, Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung,” jelasnya.

Untuk itu, sambung Joni berharap adanya Hutan Mangrove Petengoran ini bermanfaat bagi masyarakat, karena, selain kondisi hutan mangrovenya terawat utuh, juga salah satu upaya menghadapi perubahan iklim dan mitigasi bencana.

“Ini salah satu contoh kecil upaya Kelompok Petani Hutan (KPH) mangrove Petengoran, atau Kelompok Pelestari Mangrove Petengoran untuk menghadapi perubahan iklim atau mitigasi bencana, jadi saya berharap masyarakat juga ikut bersama menjaga Kawasan Hutan Mangrove Petengoran ini dari kerusakan,” ujar Joni. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini