Pesawaran (RN) – Diduga Nadif Adrilitra Perdana (14) warga Kota Bumi Lampung Utara menjadi korban pengeroyokan atau penganiayaan yang dilakukan oleh teman sesama santri di Pondok Pesantren Darul Huffas Desa Bernung Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
Atas kejadian tersebut, Try Pryo Purnomo (41) merupakan ayah korban langsung melaporkan kejadian penganiayaan terhadap anaknya ke Polres Pesawaran.
“Hari ini kami melaporkan ke Polres Pesawaran terkait penganiayaan dibawah umur yang dialami anak saya, dengan NOMOR: LP/B/454/VII/2022/SPKT/POLRES PESAWARAN/POLDA LAMPUNG,” kata dia, Kamis (14/7/2022).
Menurutnya, kejadian tersebut sudah hampir satu bulan yang terjadi didalam lingkungan Pondok Pesantren Darul Huffas Desa Bernung Kecamatan Gedong Tataan.
“Kejadian itu kurang lebih satu bulan, dan saya mengetahui itu justru dari anak saya sendiri yang mungkin dia keceplosan. Kemudian saya telusuri ternyata benar kalau anak saya menjadi korban penganiayaan,” ujar dia.
Dirinya menjelaskan, bahwa pihaknya telah berusaha menghubungi pemilik maupun pengurus Pondok Pesantren Darul Huffas untuk memediasi supaya permasalahan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan, namun hingga saat ini tidak ada respon dari pemilik Pondok Pesantren tersebut.
“Kejadian ini tidak ada konfirmasi sekali dari pihak Pondok Pesantren ke orang tua, mungkin kalau anak saya tidak keceplosan saya tidak mengetahui terkait penganiayaan yang dialami anak saya. Justru saya sudah pernah menghubungi pihak pondok namun hingga saat ini tidak ada respon, maka saya langsung menempuh jalur hukum,” ungkapnya.
Dirinya mengungkapkan, atas kejadian yang dialami, anaknya sekarang sudah trauma, ingin keluar dari sekolah dan tidak ingin melanjutkan sekolahnya di Pondok Pesantren tersebut.
“Saya harap para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” ujarnya.
Sementara itu, Nadif Adrilitra Perdana menceritakan kronologis kejadian saat dirinya menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan teman sesama santri.
“Karena selisih faham lalu saya berkelahi dengan satu pelaku, kemudian datang lima temannya yang juga ikut memukul dan mengeroyok saya,” jelasnya.
“Setelah itu selesai, tidak lama kemudian para pelaku mendatangi saya lagi bahkan lebih ramai hingga 15 orang yang mengeroyok saya. Atas kejadian itu saya mengalami luka dibagian tangan, dan dipunggung saya,” pungkasnya.
Sementara itu, pengurus Pondok Pesantren Darul Hufaz Ustadz Hafizullah mengatakan bahwa kejadian yang dialami NAP itu bukanlah pengeroyokan atau penganiayaan melainkan perkelahian.
“Itu bukanlah pengeroyokan, tapi perkelahian antara NAP dengan temannya, kemudian teman satunya melerai namun malah dipukul oleh NAP,” kilahnya.
“Kita juga dalam waktu dekat akan melakukan mediasi terhadap orang tua kedua belah pihak, supaya masalah tersebut selesai dengan cara kekeluargaan,” pungkasnya. (Red)