Pesawaran (HO) – Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona terus menggaungkan tentang Destinasi Wisata di Bumi Andan Jejama.
Salah satu Destinasi Wisata Garam yang terletak di Dusun Labuan Agung RT/RW 011/004 Desa Pulau Legundi Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, yang baru beberapa bulan yang lalu di resmikan oleh Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, yang dikelola oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Terang dan Garam Indonesia (Tegarindo) Pimpinan Firman Jaya, SH menambah jumlah pilihan Destinasi Wisata bagi para wisatawan baik lokal maupun wisatawan luar di Bumi Andan Jejama.
Lokasi Destinasi wisata Garam Pulau Legundi adalah satu-satunya Desnitasi Wisata Garam di Provinsi Lampung, bisa ditempuh menggunakan kapal motor memakan waktu 2 jam dari Pelabuhan Ketapang Teluk Pandan Pesawaran.
Bagaimana suasana Destinasi Wisata Garam ini,Ā dan bagaimana proses pengolahan Garam tersebut, Wawan Murtiawan Koordinator Produksi mewakili Direktur KUB Tegarindo Firman Jaya,Ā SH di lokasi pengolahan Garam Rumah Prisma menjelaskan tentang bagaimana proses pengolahan air laut jadi garam kepada media ini, pada Senin (5/7/2021).
Menurut Wawan, teknologi rumah prisma ini ditemukan oleh bapak Arifin Jami’an dari Lamongan, Jawa Timur, dan dikembangkan di Kabupaten Pesawaran khususnya di Provinsi Lampung. Teknologi ini satu-satunya di Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Pesawaran.
“Bahkan di Sumatera baru satu-satunya memproduksi garam dengan menggunakan teknologi ini, dengan cara kita mengambil air laut yang berada di Pulau Legundi ini, berdekatan dengan lautan Hindia Australia. Kadar air laut disini masih bagus dan tidak begitu banyak sampah atau pencemaran dengan harapan hasil produksi garam disini punya kualitas yang bagus,” kata dia.
Wawan melanjutkan, prosesnya air laut disedot pakai pompa dan di simpan di banker air agar bebas dari sampah maupun unsur organik yang diendapkan, sedangkan air banker itu sendiri untuk petakan-petakan pemilihan. Artinya unsur-unsur lain, bukan garam atau bukan garam -garam NaCl itu akan mengendapkan disitu sampailah menjadi air tua. Air tua itu sendiri adalah air yang siap menjadi garam.
“Setelah itu proses terakhir adalah kristalisasi untuk air tua tadi, lalu di masukkan ke dalam rumah kristalisasi.
Jadi disitulah kristalisasi-kristalisasi terjadi dan menjadi garam-garam NaCl yang biasa dikonsumsi di dapur sebagai bumbu makanan. Dan dari hasil produksi garam di Pulau Legundi ini telah melalui Uji Lab, dan hasilnya ternyata mempunyai kandungan NaCl cukup tinggi kadar garamnya,” jelas Wawan didampingi tim produksi Sugeng, Pulung dan Herdi.
Setelah itu, tambah Wawan, Uji Lab ini di analisasi kadar garamnya, hasilnya mencapai 99,61 % , ini sangat-sangat baik dan layak dikonsumsi, juga karena natural, tidak ada campuran bahan kimia karena ini murni dari air laut.
“Sekarang ini kami baru bisa produksi per harinya 1 ton, dan kami kemas menjadi garam halus ataupun garam kasar dan juga garam untuk kesehatan,” tutup wawan. (Red)