Jakarta (RN) – Pemerintah Kabupaten Pesawaran dinyatakan sebagai wilayah bebas penyakit Frambusia oleh Kementerian Kesehatan RI. Hal itu dibuktikan dengan diterimanya sertifikat bebas Frambusia. Sertifikat tersebut tersebut di terima langsung Bupati Pesawaran, dari Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada peringatan hari Neglected Tropical Diseases (NTDs) sedunia di Puri Agung Convention Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta Selatan Rabu, (06/03/2024).
Dendi mengatakan, Kabupaten Pesawaran termasuk kedalam 99 kabupaten/kota se – Indonesia yang berhasil direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat bebas frambusia. Di Provinsi Lampung sendiri terdapat tujuh Kabupaten termasuk Pesawaran bebas frambusia, antara lain Lampung Selatan, Lampung Utara, Tanggamus, Tulang Bawang Barat, Lampung Barat dan Lampung Timur.Â
“Tahun 2019, Indonesia menetapkan target Bebas Frambusia, tetapi sampai dengan awal tahun 2023, baru 158 kabupaten/kota telah dinyatakan bebas frambusia dengan mendapatkan Sertifikat Bebas Frambusia atau hanya 30,74 %,”kata Dendi.
Dendi juga menjelaskan, target Indonesia Bebas Frambusia mundur menjadi tahun 2027 dan tahun 2030 menjadi tahun penentu Indonesia Bebas Frambusia yang ditetapkan oleh WHO.Â
“Terdapat 10 kabupaten/kota endemis, pada tahun 2022 telah dinyatakan Bebas Frambusia dan Tahun 2023, telah dilakukan asesmen eradikasi frambusia di 101 kabupaten/kota (yang mengusulkan) dan 99 kabupaten/kota telah berhasil direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat bebas frambusia,”ujarnya.
Frambusia sendiri lanjut Dendi, merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di negara wilayah tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Oceania.
Di Indonesia upaya mencapai Eradikasi Frambusia dimulai dengan melakukan penetapan status endemisitas Frambusia kabupaten/kota. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten yang ditetapkan sebagai status non endemis Frambusia.Â
“Berdasarkan hasil pelaporan tidak ditemukannya kasus frambusia 3 tahun terakhir dengan dilakukannya screening koreng dan pemeriksaan Rapid Test Diagnostik (RDT syfilis) pada suspek yg ditemukan mempunyai koreng. pada anak usia dibawah 15 tahun,”jelasnya.
Tahun 2023 Kabupaten Pesawaran melalui Dinas Kesehatan dan UPTD Puskesmas di bawahnya melakukan kampanye dan sosialisasi Eradikasi Frambusia ke masyarakat serta melakukan screening Frambusia pada anak usia di bawah 15 tahun.Â
“Selain dilakukan screening terhadap anak usia dibawah 15 tahun, tenaga kesehatan yang terdiri dari Kepala UPTD, Dokter, Surveilans, Promkes dan Pengelola Program Frambusia di Kabupaten Pesawaran dilakukan Uji Pengetahuan oleh Tim Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang Frambusia sebagai syarat Kabupaten Pesawaran layak mendapat sertifikat Eradikasi Frambusia 2023,”ucapnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan untuk jangka panjang membuat gerakan hidup sehat. Lingkungan yang bersih, kemudian cuci tangan sebelum makan, jangan buang air sembarangan, kemudian kalau jalan jalan keluar pakai sandal terutama anak-anak.
“Upaya ini bisa diterapkan seharusnya bisa menurunkan angka ini dengan baik. Namun jika ini sulit dilakukan, Kementerian Kesehatan akan membagikan obat untuk bisa diminum supaya bisa mencegah penyakit ini.
Menurut dia, kepala daerah bisa mendorong Dinas Kesehatannya masing masing supaya bisa melaksanakan tugas itu. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini membuat Bangsa kita lebih sehat dan yang paling penting anak anak kita sehat,” imbuhnya.Â
“Selamat bagi Kepala Daerah yang sudah berhasil mencapai targetnya, mudah-mudahan bisa memberikan motivasi untuk daerah-daerah yang angkanya masih tinggi,” pungkasnya. (Red)